Vitamin A: 1 microgram.
Vitamin C: 53 miligram.
Vitamin E: 0,15 miligram.
Vitamin B1 (Tiamin): 0,04 miligram.
Vitamin B2 (Riboflavin): 0,02 miligram.
Vitamin B3 (Niasin): 0.01 miligram.
Vitamin B5 (Asam pantotenat): 0,019 miligram.
Vitamin B6 (Piridoksin): 0,08 miligram.
Vitamin B9 (Folat): 11 microgram.
Kolin: 5,1 miligram.
Kalsium: 26 miligram.
Zat besi: 0,6 miligram.
Magnesium: 8 miligram.
Fosfor: 16 miligram.
Kalium: 138 miligram.
Sodium: 2 miligram.
Seng: 0,06 miligram.
Tembaga: 0,04 miligram.
Mangan: 0,03 miligram.
Selenium: 0,04 microgram.
Berdasarkan penelitian kandungan tersebut sangat bermanfaat untuk kesehatan:
1. Menurunkan resiko stroke
terdapat pada kandungan flavonoid. Menurut sebuah studi tahun 2012 dalam “American Heart Association Journal”, flavonoid membantu menurunkan risiko stroke iskemik pada wanita. Subjek penelitian adalah sekitar 70.000 wanita di atas umur 14 tahun. Hasilnya, wanita yang banyak mengonsumsi jenis jeruk memiliki risiko 19% lebih rendah terkena stroke iskemik dibandingkan wanita yang hanya sedikit mengonsumsi. Stroke iskemik adalah terjadi ketika gumpalan darah menghalangi aliran darah ke otak. Flavonoid sebagai antioksidan dapat menghambat oksidasi kolesterol LDL dan mengurangi agregasi trombosit, sehingga mengurangi kerusakan iskemik.
2. Menurunkan kadar kolesterol
Studi dalam “Journal of Basic and Applied Sciences Vol. 6, No. 1” menunjukkan, penurunan kolesterol terjadi karena efek antioksidan yang terkandung dalam lemon. Asupan serat dari buah jeruk lemon juga terbukti menurunkan kadar kolesterol darah. Selain itu, minyak esensial dalam lemon dapat melindungi partikel kolesterol LDL (jahat) agar tidak teroksidasi.
3. Mengobati kerusakan hati
akibat konsumsi alkohol yang berlebihan, menurut sebuah penelitian oleh Tong Zhou, dkk. dalam “BioMed Research International”. Studi tersebut menemukan bahwa dapat memberikan efek mencegah kerusakan hati pada cedera hati akibat alkohol. pada cedera hati terkait alkohol dikaitkan dengan banyak komposisi bioaktif, seperti minyak esensial, pektin, senyawa fenolik (terutama flavonoid), dan vitamin.
4. Mencegah batu ginjal
menurut Roger L. Sur, MD, direktur UC San Diego Comprehensive Kidney Stone Center seperti dilansir dalam situs health.ucsd.edu. konsentrasi sitrat tinggi yang berfungsi sebagai penghambat pembentukan batu ginjal. Dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh Roger L. Sur, minum Jus Lemon terbukti menurunkan laju pembentukan batu ginjal dari 1,00 menjadi 0,13 pada pasien.
5. Mencegah bakteri penyebab diare
telah diteliti oleh E.R. Ekawati dan W. Darmanto dari Universitas Airlangga. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam “IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 217”. Hasil studi menunjukkan, jus lemon Madu dan Jahe Merah dapat menghambat pertumbuhan patogen penyebab diare berupa bakteri Enterotoxin Escherichia coli (ETEC). Dosis optimal untuk membasmi bakteri tersebut adalah 900 mg/ml perasan jeruk lemon. Senyawa flavonoid dalam jeruk lemon memiliki sifat yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan virus. Karena senyawa flavonoid bekerja dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sel bakteri.
6. Membantu pencernaan
Dilansir dari health.clevelandclinic.org, Roxanne B. Sukol, MD, MS, seorang Spesialis Penyakit Dalam, menjelaskan bahwa minum air lemon dapat membantu pencernaan. Kandungan asam didalamnya membantu untuk memecah makanan. Minum air lemon dapat membantu dalam melengkapi kadar asam lambung yang cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
7. Menjaga kekebalan tubuh
Data dari FoodData Central Departemen Pertanian Amerika Serikat menunjukan bahwa lemon mengandung vitamin C sebanyak 53 miligram atau sekitar 59% dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) harian. Menurut penelitian oleh Anitra C. Carr dan Silvia Maggini dalam jurnal “Nutrients”, vitamin C berkontribusi dalam pertahanan kekebalan tubuh dengan mendukung berbagai fungsi seluler dari sistem kekebalan bawaan dan adaptif. Vitamin C juga mendukung fungsi penghalang epitel untuk melawan patogen dan meningkatkan aktivitas pembersihan oksidan, sehingga berpotensi melindungi tubuh terhadap stres oksidatif. Kekurangan vitamin C menyebabkan gangguan kekebalan dan kerentanan yang lebih tinggi terhadap infeksi.